Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Fakta Keunikan yang Tersimpan di Lembah Baliem Papua

6 Fakta Keunikan yang Tersimpan di Lembah Baliem Papua
6 Fakta Keunikan yang Tersimpan di Lembah Baliem Papua

Oldtravian.com - Papua memang salah satu surga parwisata yang ada di Indonesia. Alamnya yang masih sangat perawan seakan menyimpan semua keindahan yang diharapkan dari sebuh tempat wisata. Kabur dari rutinitas sehari hari yang melelahkan, dan bersantai sejenak di sebuah pulau yang sangat diagung agungkan kecantikannya ini. Bahkan salah satu spot wisata yang telah diakui ke-amazing-annya ada disini. Ya, Raja Ampat namanya. Sebuah tempat yang keindahannya seolah menggambarkan surga nyata yang sengaja diperlihatkan oleh Yang Maha Kuasa kepada dunia ini. Namun tak hanya sebatas Raja Ampat saja, Pulau Cenderawasih ini juga masih memiliki banyak tempat tempat aduhai lainnya. Salah satu yang namanya sering Sobat Oldtravian dengar adalah Lembah Baliem. Mau tau ada keunikan apa di balik Lembah Baliem. Simak penjelasan berikut ini ya.

1. Atraksi drama perang antar suku, festival khas Lembah Baliem yang wajib ditonton

Festival Perang Lembah Baliem
Festival Perang Lembah Baliem

Selain menyimpan sejuta pesona tempat wisata, Papua juga menyimpan banyak kebudayaan dan kesenian unik nan menarik. Salah satunya adalah Festival Lembah Baliem. Acara yang satu ini merupakan acara perang antar Suku Dani, Suku Lani, dan Suku Yali. Eit, namun Sobat Oldtravian tak perlu panik. Hal ini karena perang antar suku ini hanyalah sebuah atraksi tontonan dan tentunya aman untuk disaksikan. Bahkan acara Festival Lembah Baliem ini selalu berhasil menyedot perhatian para wistawan lokal maupun mancanegara. Acara festival ini berlangsung selama 3 hari dan rutin dilaksanakan setiap bulan Agustus menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia. Dibalik atraksi yang cukup mencekam ini tersimpan makna positif bagi masyarakat Lembah Baliem, yakni “yogotak hubuluk motog hanaro”, yang berarti “harapan akan hari esok yang harus lebih baik dari hari ini”.

2. Pesta bakar batu, bukti kerukunana masyarakat di Lembah Baliem

Bakar Batu Lembah Baliem
Bakar Batu Lembah Baliem

Pesta Bakar Batu adalah salah satu kesenian budaya yang cukup terkenal dari Tanah Papua. Kebudayaan yang satu ini merupakan sebuah perayaan atau pesta yang dilakukan oleh Suku Dani di Lembah Baliem ketika mendapati kelahiran, pernikahan, upacara kematian, syukuran, atau euforia setelah memenangkan sebuah perang. Mereka akan bersama sama membuat semacam api unggun. Namun uniknya api yang dibuat tidak menggunakan korek api, melainkan dengan menggesek gesekkan 2 buah kayu hingga menimbulkan api, yang lantas kemudian digunakan untuk membakar batu. Batu disusun di atas tumpukan daun yang kemudian akan dimasuki ubi atau babi untuk dimasak. Kegiatan pesta bakar batu ini membutuhkan gotong royong yang solid. Di sinilah bentuk kerukunan masyarakat Papua akan terlihat jelas.

3. Siapa yang menyangka bahwa Lembah Baliem menjadi pusat pensisikan agama islam terbesar di Papua?

Islam di Lembah Baliem
Islam di Lembah Baliem

Seperti yang Sobat Oldtravian tahu bahwa menemukan hewan babi dan anjing adalah hal umum di tanah Papua, bahwa kedus hewan tersebut adalah mayoritas hewan peliharaan bagi masyarakat Papua. Hal ini tentu memberi kesan bahwa agama yang mereka peluk adalah non-muslim. Namun berbeda dengan kenyataannya, di sebuah distrik Walesi Papua, masyarakatnya menjadi pemeluk agama islam terbesar yang di Tanah Papua. Walesi menjadi pusat pendidikan agama islam bagi masyarakat Suku Dani. Di sini terdapat sebuah madrasah dan presantren yang sudah berumur tua. Pasti Sobat Oldtravian baru tahu kan? Meskipun perbedaan agama ada disini, namun tidak lantas menjadi sebuah perpecahan. Masyarakat Papua, khususnya yang ada di Lembah Baliem ini hidup rukun saling menghormati satu sama lain. Bahkan tak sedikit dari satu keluarga yang menganut perbedaan keyakinan. Islam memberikan warna berbeda di Tanah Papua. Jika tradisi adat ‘bakar batu’ di Papua biasa menggunakan daging babi, muslim di Walesi Papua menggantinya dengan daging ayam.

4. Sobat Oldtravian bisa bayangin ada pasir putih tanpa pantai, di Lembah Baliem ada loh!

Pasir Putih Lembah Baliem
Pasir Putih Lembah Baliem

Seperti namanya, Lembah Baliem memang berbentuk perbukitan hijau yang memiliki pemandangan sangat indah dan alami ala negeri dongeng. Namun, tak hanya itu saja. Dari atas kawasan Lembah Baliem Sobat Oldtravian juga bisa melihat hamparan pasir putih yang menyerupai pemandangan sebuah pantai. Padahal tak ada pantai sama sekali di sekitarnya. Tekstur pasir putih di Lembah Baliem sama persis dengan pasir yang ada di pantai dan bahkan terasa asin. Tak hanya pasir putihnya yang menguatkan pendapat bahwa Lembah Baliem dulunya adalah danau. Lembah Baliem Papua juga juga memiliki batu batuan granit yang menyembul dari tanah. Konon, kawasan ini dahulunya memang sebuah danau. Namun akibat sebuah gempa yang sempat melanda, terjadilah perubahan alam akibat lempeng lempeng bumi yang bergeser.

5. Tradisi mandi lumpur dan potong jari sebagai bentuk ungkapan kesedihan yang tak pernah dilewatkan

Ketika Sobat Oldtravian kehilangan orang yang disayang, pastilah perasaan kesedihan mendalam yang dirasa. Murung, merenung, dan menangis adalah hal wajar yang Sobat Oldtravian lakukan. Namun berbeda dengan sebuah tradisi di Tanah Papua. Rasa sedih atas kehilangan sanak keluarga bagi Suku Dani di Lembah Baliem di ungkapkan dengan potong jari (ikipalin). Tradisi ini adalah simbol dari rasa sakit dan pedih yang mereka rasakan. Karena bagi masyarakat Suku Dani, jari tangan melambangkan kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia. Pemotongan jari ini bisa dilakukan dengan benda tajam, digigit hingga putus atau mengikatnya dengan seutas tali hingga jari mati dan setelahnya baru dipotong. Terdengar sangat mengerikan memang. Namun, seiring perkembangan zaman, aksi potong jari ini semakin ditinggalkan. Selain potong jari, ada juga aksi mandi lumpur yang memberi makna bahwa setiap manusia yang meninggal akan kembali ke tanah.

6. Mumi tak hanya ada di Mesir, Suku Dani Lembah Baliem juga punya kok

Mumi Suku Dani
Mumi Suku Dani 

Tak perlu jauh jauh pergi ke Negara Mesir, agar Sobat Oldtravian bisa melihat bagaimana bentuk dan wujud sebuah mumi. Cukup datang saja ke Tanah Papua, maka rasa penasaran Sobat Oldtravian tentang sebuah mayat yang diawetkan dengan cara dibalsem ini akan terjawab. Di Lembah Baliem, terdapat sebuah mumi yang usianya sudah mencapai 300 tahun dan di simpan dalam pilamo (rumah laki laki). Mumi tersebut bernama Wim Motok Mabel yang merupakan seorang Panglima Perang pada zamannya. Jasad mumi tetap disimpan hingga saat ini akrena dipercaya mampu mensejahterakan seluruh keturunannya di masa mendatang.

Gimana, udah tau dong kalo Lembah Baliem Papua itu kaya banget? Jadi, Sobat Oldtravian gak boleh memandang Papua dengan sebelah mata lagi loh ya! Yuk, buruan liburan ke Tanah Papua.